Sabtu, 23 Juni 2012

MENJADI JURNALIS

Setiap Orang Bisa Menjadi Jurnalis



Rini tak menyangka sama sekali. Video dari kamera telepon genggam yang diunggahnya mengenai kecelakaan sedan avanza hitam metalik akibat tertimpa pohon di jalan depan kantornya sore tadi, mendapat banyak tanggapan. Tentu saja banyak teman-temannya yang berterima-kasih atas informasi yang disebarkannya melalui media sosial itu, dan ada pula yang bersimpati terhadap korban kecelakaan. 

Awalnya ia hanya iseng merekam peristiwa tersebut. Saat itu, ia mau pulang ke rumah dan sedang menunggu bus di halte. Tiba-tiba angin bertiup kencang. Pepohonan pelindung tak jauh dari tempatnya berdiri tampak doyong. Ia pun lari ke tempat yang aman. Tak berapa lama kemudian, puting beliung musim peralihan itu rupanya telah berhasil mencerabut akar sebatang pohon tua, lalu roboh dengan bunyi keras di atas aspal jalan. Sedan avanza malang berwarna hitam metalik yang melintas tertimpa pohon itu langsung ringsek. Pengemudi dan beberapa orang penumpang lainnya mengalami nasib nahas. Mereka tewas di tempat kejadian. Rini sempat bergidik menyaksikan peristiwa mengerikan itu. Namun, ia memberanikan diri merekam dan mengunggahnya ke salah satu media sosial. Ia bermaksud memberitahukan kepada publik agar jangan melewati jalur yang banyak pepohonan tua ketika cuaca sedang buruk disertai angin puting beliung. Mengiringi unggahan rekaman videonya, Rini menyertainya dengan uraian singkat sebagai pengantar berita. Inilah bunyi kalimatnya:


“Satu jam yang lalu terjadi kecelakaan di jalan Dr. Sri Sudewi yang menelan korban jiwa akibat tertimpa pohon tumbang. Sopir mobil avanza hitam metalik beserta beberapa orang di dalamnya menjadi korban. Mereka tewas di tempat kejadian. Diharapkan teman-teman jangan melintasi jalur ini saat angin puting beliung menerpa supaya tak menjadi korban berikutnya. Di sisi kiri-kanan jalan masih terdapat sederetan pohon tua yang bisa menimpa saat melintas tanpa kita sadari.”


Ilustrasi di atas sekadar gambaran bagi Anda. Informasi mengenai sebuah peristiwa yang menyangkut kepentingan orang banyak, menyedot perhatian pemirsa atau pembacanya, memberikan jalan keluar dari sebuah permasalahan, biar pun diliput oleh seseorang yang bukan berprofesi jurnalis, tetap saja penting dan selalu ditunggu. Apalagi bila informasi tersebut berisi peristiwa yang baru terjadi. Demikianlah pentingnya liputan berita yang dilakukan oleh pewarta warga (citizen journalist). Dengan konsep pemberdayaan warga setempat agar mau mengelola informasi berguna, kemandirian dalam hal menyebarkannya secara langsung hingga sampai kepada publik yang berkepentingan sebagai konsumen informasinya. You see, then you report it ── Anda menyaksikan, Anda yang melaporkannya. Setiap orang akhirnya menjadi pewarta langsung dari peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di lingkungan sosialnya tanpa menunggu pemberitaan dari media arus utama (mainstream media).

Sehubungan dengan hal ini, kejelian seorang pewarta warga dalam menilai sebuah peristiwa untuk diberitakan juga dituntut. Selain itu, pengetahuan dasar dan teknis pemberitaan lainnya turut menunjang. Untuk Anda yang berminat menjadi agen informasi bermanfaat bagi lingkungan sosialnya, mari cermati 6 unsur kelayakan sebuah peristiwa yang dapat dijadikan berita berikut ini:


  1. Significance

    Kejadian atau peristiwa yang terjadi dapat bernilai berita bila memiliki kemungkinan menyangkut kepentingan dan mempengaruhi kehidupan orang banyak. Misalnya, berita pohon tumbang seperti dalam ilustrasi di atas dianggap penting sebab pemirsa atau pembaca menjadi tahu, menghindari wilayah tempat kejadian yang bakal membahayakan jiwanya untuk dilewati saat ada cuaca dengan angin puting beliungnya. Selain itu, peristiwa yang menggambarkan tindak kriminal baru terjadi juga penting diberitakan. Berita-berita tindak kriminal oleh pelaku kejahatan biasanya menyedot perhatian publik karena mereka ingin tahu agar bisa mengambil pedoman untuk menghindari diri menjadi korban (self-defense), sekaligus mencegah peristiwa kriminalitas merebak di lingkungan sosialnya.

    2. Magnitude

    Kejadian atau peristiwa yang menimbulkan besaran angka-angka berarti bagi orang banyak. Sifat dari peristiwa atau kejadian ini biasanya tragis, seperti bencana alam yang menimbulkan korban ratusan jiwa, sebuah kecelakaan yang menimbulkan banyak korban, tindak kekerasan yang dilakukan pelaku kejahatan dengan korban yang masif. Contohnya, berita yang pernah menginformasikan penggunaan gas saraf oleh sekte tertentu di stasiun kereta api di Jepang dulunya, perang antar kartel narkoba di Kolombia yang menelan korban cukup banyak dari kedua belah pihak yang bertikai, dan banyak lagi peristiwa lainnya.

    3. Timeliness


    Kejadian atau peristiwa yang baru saja terjadi, atau hal-hal yang baru ditemukan sebelumnya tidak diketahui orang banyak. Contoh dari peristiwanya adalah ditemukannya wabah penyakit aneh, dan baru seperti pemberitaan tentang penyakit flu babi. Lainnya lagi, peristiwa para arkeolog yang menemukan fosil jenis mahluk purba tertentu yang ada kaitan dengan evolusi historis kehidupan manusia masa kini.

    4. Proximity

    Kejadian atau peristiwa yang memiliki kedekatan dengan negara, masyarakat, ras dan suku bangsa tertentu. Misalnya, konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina memiliki kedekatan emosional dengan masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim. Klaim sepihak dari negara Malaysia baru-baru ini sehubungan dengan salah satu kekayaan budaya khas Indonesia yang dikatakan berasal dan milik Malaysia. Peristiwa seperti ini biasanya mempunyai kecenderungan psikologis sosial masyarakat sehingga pembaca atau pemirsa yang menyimak berita merasa tergugah.

    5. Prominence

    Kejadian atau peristiwa yang menyangkut hal-hal sangat dekat sekali, yang dikenal oleh pembaca atau pemirsa. Biasanya peristiwa tersebut melibatkan seorang public figure. Istilah untuk kejadian yang ada keterlibatan ”orang terkenal” tersebut adalah ”Man makes news.” Misalnya, sekalipun sang tokoh tersebut sedang terlibat dalam kegiatan remeh-temeh, seperti ia sedang asyik mengadu semut atau main kelereng, namun disebabkan oleh pengaruh dan tebaran pesonanya yang telah lama memikat orang banyak, tetap saja pemberitaan peristiwa yang menyangkut dirinya mendapat perhatian pembaca atau pemirsa. Mengapa demikian? Karena ada kecenderungan psikologis sosial dari masyarakat yang menokohkan atau mengidolakan figur tertentu.

    6. Human Interest


    Kejadian atau peristiwa yang biasanya dengan cara tertentu dapat menyentuh perasaan, minat, atau pun yang memaparkan sisi kemanusiaan kepada pembaca atau pemirsa. Olahan berita yang dibuat dari bahan mentah peristiwa seperti ini  menyangkut ”orang besar” dalam situasi tertentu. Misalnya, seorang menteri yang turun dari mobil langsung membuka gerbang pintu tol karena tak tahan melihat antrian panjang akibat petugas gerbang pintu tol yang mangkir. Contoh peristiwa lainnya, seorang remaja yang berasal dari keluarga biasa dituduh mencuri sandal jepit aparat. Ia dipukuli sampai babak belur. Tentu saja pemberitaan dari peristiwa ini sangat menyentuh perasaan pembaca atau pemirsanya karena menyangkut ”rasa keadilan.”


Anda telah mengetahui apa saja kriteria sebuah peristiwa yang layak diberitakan dan dapat menyedot perhatian publik. Tentunya sekarang Anda bisa dengan mudah memilah-milah kejadian mana yang dapat diolah menjadi sebuah berita. Jadi, tunggu apalagi mari berbagi informasi melalui berita yang ditulis atau dibuat dengan bantuan rekaman perangkat elektronik milik sendiri. Tapi, mesti pula diingat bahwasanya sebelum berita tersebut disebarkan kepada publik untuk dikonsumsi, Anda juga mempertimbangkan kaidah-kaidah jurnalistik pokok tentang penulisan berita, seperti menyertakan unsur 5W + 1 H (WHAT happened?, WHEN did it happen?, WHERE did it take place?, WHO involved? WHY did it happen?, HOW was it going on?).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar